GALAU.......SIAPA TAKUT !
A. EKSISTENSI GALAU
Dikalangan sebagian anak muda “galau”
menjadi kata yang paling sering diungkapkan, setidaknya ketika mereka merasa
ada kegundahan dalam hatinya ataupun sekedar ungkapan tanpa makna sebagai
pelengkap perbincangan diantara mereka. Bahkan dalam satu acara televisi kita
menemukan acara yang mengekspose “kegalaluan” para pemuda-pemudi sebagai
komoditi penjualan acaranya. Fenomena fungsionalisasi bahasa ini, hendaknya
dipahami sebagai khazanah kekayaan bahasa kita, tidak malah menjadikan diri
kita sebagai bangsa, masyarakat ataupun pribadi menjadi pribadi-pribadi yang
suka mengeluh, ataupun menjadikan orang lain mengeluh dengan penyebutan
kata-kata tersebut.
Dalam satu sudut pandangan pemuda ataupun
pemudi kita, galau diidentikkan dengan masalah cinta, karena diputus pacar atau
apalah itu, maka tidaklah mengherankan jika kita mendengar ungkapan “aku lagi
galau” dari seorang pemuda dengan raut wajah suram dan pilu. Selain karena
cinta, seseorang juga bisa galau karena
beberapa hal, mualai dari galau sebab teman, galau di ujian, hingga
galau skipsi, tesis ataupun tugas akhir. Setidaknya ada tiga macam ke”galau”an
:
1) Galau Finansial
Galau karena masalah ini biasanya terjadi pada masa
akhir menjelang datangnya kiriman dari orang tua (bagi anak kos) ataupun pada
tanggal-tanggal tua ketika uang gajian mulai menipi. Galau tersebut biasanya
ditandai dengan banyaknya uang koin dibanding uang kertas di dalam dompet atau
di dalam saku, dan biasanya bertambah utang.
2) Galau Akademis
Galau karena akademis ini biasanya menyerang seseorang
saat menjelang atau setelah ujian, tapi ada juga yang galau karena jadwal
kuliah yang padat atau tugas yang menumpuk tiap minggunya.
3) Galau Cinta
Galau ini
adalah "the origin of galau" atau disebut-sebut sebagai awal
munculnya istilah galau. penyebab galau jelas masalah percintaan, sama seperti
yang sudah saya utarakan di atas, galau ini terjadi biasanya karena putus dari
pacarnya, ada masalah dengan pacarnya, ditolak cewek ataupun tidak diterima
cinta oleh orang yang disukainya.
Dalam sudut
kemanusiaan, galau merupakan hal yang dapat dimaklumi sebagai manusia dengan
segala kelebihan dan kekuranganya. Apalagi galau dapat dikatakan sebagai
perasaan individu yang tidak dapat diketahui, dirasakan ataupun dirubah oleh orang
lain. Namun hendaknya pengungkapan kata galau diungkapkan pada waktu, tempat
dan keadaan yang tepat. Karena bahasa merupakan penyambung dan pemaham diri
kita dengan orang lain. Bahasa sebagai pengantar diri kita tidak dapat kita
pandang remeh, orang lain akan tahu siapa kita, kapasitas apa yang kita miliki,
bahkan bagaimana kepribadian kita dapat terlihat melalui bahasa yang kita
gunakan dalam kesharian. Maka, penggunaan yang tepat kata galau adalah hal yang
dapat memaklumi kita sebagai manusia yang punya rasa gundah, kacau pikiran,
perasaan ataupun karena urusan yang mengunung.
Pada
dasarnya, manusia adalah sesosok makhluk yang paling sering dilanda kecemasan. Ketika
seseorang dihadapkan pada suatu masalah, sedangkan dirinya belum atau tidak
siap dalam menghadapinya, tentu jiwa dan pikirannya akan menjadi guncang dan
hal tersebut sudahlah menjadi fitrah bagi setiap insan. Jangankan kita sebagai
manusia biasa Rasululluh pun pernah merasakan kesedihan dan kegundahan pada
masa 10 tahun kenabian. Pada waktu
yang masyhur dengan 'amul
huzni(tahun duka cita) itu, beliau ditinggal wafat oleh pamannya,
Abu Thalib, kemudian dua bulan disusul dengan wafatnya istri yang sangat ia
sayangi, Khadijah bintu Khuwailid. Sahabat Abu Bakar, ketika sedang perjalanan
hijrah bersama Rasulullah pun di saat berada di dalam gua Tsur merasa sangat
cemas dan khawatir dari kejaran kaum musyrikin dalam perburuan mereka terhadap Rasulullah. Hingga turunlah surat At-Taubah ayat
40 yang menjadi penenang mereka berdua dari rasa kegalauan dan kesedihan yang
berada pada jiwa dan pikiran mereka.
B. TANDA-TANDA KEGALAUAN
Galau Kata
yang menggambarkan suasana hati seseorang yang sedang kacau, bingung, resah,
gelisah dan sedih. Merasa ada
sesuatu yang ingin diutarakan namun belum tersampaikan, atau sesuatu yang ingin
dilakukan namun belum terealisasikan.Apapun definisinya? Galau adalah sebuah penyikapan yang
dilakukan oleh seseorang atas masalah yang menimpanya. Setiap orang memiliki masalah dengan
penilaian yang berbeda, perbedaan itu telah sedemikian sempurna sampai mustahil
Allah memberikan masalah yang tidak dapat diselesaikan oleh hambanya. Allah
menguji kita sesuai tingkat keimanan kita kepada-Nya. " Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepada
kalian, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan
buah-buahan. Dan
berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. "(QS Al-Baqarah: 155)
Pada
ranah psikologi kegalauan seseorang memiliki tanda-tanda sebagai berikut:
1. Resa dan megeluh, Inti dari status
di social media adalah keluhan pribadinya tentang kehidupannyasehari-hari,
biasanya dipengaruhi oleh mood yang sedang buruk.
2. Self-Centered
Semua pembicaraannya lebih banyak tentang dia, dia dan dia. Memuji diri sendiri yang berlebihan.
Semua pembicaraannya lebih banyak tentang dia, dia dan dia. Memuji diri sendiri yang berlebihan.
3. Membiarkan masalah pribadi diumbar ke
publik yang seperti ini lama-lama
bikin ill feel dan risih celaka kalau
sampai menyebut nama
4. Membuat banyak status dalam waktu singkat, Saking aktifnya di dunia maya,
dia bisa update status dalam hitungan
menit untuk menunjukkan betapa eksisnya dia dan betapa dia butuh teman curhat.
5. Aktif di banyak social media
ini saja tidak cukup, dia akan membuat akun di Twitter, Plurk, Yahoo atau sejenisnya, pokoknya yang bisa buat update status untuk mengabarkan ke dunia tentang perasaannya. Biar ga repot, biasanya dia menggunakan sistem feed dimana cukup update status dari satu social media dan secara otomatis akan terkirim ke beberapa akun social media .
ini saja tidak cukup, dia akan membuat akun di Twitter, Plurk, Yahoo atau sejenisnya, pokoknya yang bisa buat update status untuk mengabarkan ke dunia tentang perasaannya. Biar ga repot, biasanya dia menggunakan sistem feed dimana cukup update status dari satu social media dan secara otomatis akan terkirim ke beberapa akun social media .
Berbagai
cara dilakukan untuk menyelesaikan masalah atau kegalauan yang menimpa
seseorang. Sebagaian besar
memanfaatkan jejaring sosial sebagai media mempublikasikan kegalauannya. Mayoritas orang yang galau suka
melebih-lebihkan masalah yang menimpanya. Hal
yang mereka lakukan ini adalah bukti bahwa mereka adalah orang yang tak mampu
menerima ujian yang menimpanya. Penyikapan seseorang atas masalah yang menimpanya menunjukkan
tingkat pemahaman mereka terhadap masalah itu sendiri. " Kepunyaan Allahlah apa yang ada di
langit dan di bumi. Apabila kamu menampakkan atau menyembunyikan apa yang
ada pada dirimu, maka Allah akan memperhitungkan kamu lantaran perbuatan
itu. Lalu Dia mengampuni orang yang dikehendaki-Nya dan mengazab orang
yang dikehendaki-Nya. Allah Mahakuasa atas segala sesuatu "(QS
Al Baqarah: 284) Penggalau adalah sedikit orang yang tak mampu menyalurkan
resah mereka dengan cara yang benar, padahal cukuplah Allah bagi kita, tidak
ada Tuhan selain diriNya. Hanya kepadaNya kita bertawakkal .. "
Status
berisi keluhan, kegalauan, kekhawatiran kadang ditulis dengan berlebihan,
padahal mengeluh tidak menyelesaikan masalah yang menimpanya. Galau tidak
memberikan solusi atas masalah seseorang.Galau hanya menambah beban bagi
pelakunya. Kegalauan seseorang menunjukkan bahwa ia tidak mampu
menyelesaikan masalahnya sendiri, padahal Allah telah berjanji bahwa Allah SWT
tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.
Penggalau
adalah orang yang tak mampu menemukan solusi yang hakiki.Mereka menemukan
solusi di tempat yang mungkin memberikan solusi.Padahal sudah jelas bahwa sabar
dan shalat adalah sebaik-baik cara untuk mendapatkan solusi yang hakiki. " Dan
mintalah pertolongan kepada Allah dengan Sabar dan Sholat dan sesungguhnya
Sholat itu sungguh berat kecuali bagi orang-orang yang khusyuk "(QS
Al Baqarah: 45) Allah SWT adalah Rabb yang Maha Baik, maka apapun yang Dia
tetapkan adalah kebaikan. Penggalau tak mampu memahami bahwa semua yang
Allah tetapkan kepada makhluk-Nya adalah baik. Bisa jadi kamu membenci
sesuatu padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu,
padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui sedang kamu tidak
mengetahui.Orang yang galau adalah orang yang tak mampu mengetahui hakikat dari
tes yang menimpa dirinya padahal sungguh tidak suatu bencanapun yang menimpa di
bumi dan tidak pula pada diri kita melainkan telah tertulis dalam kitab Lauhul
Mahfuzh sebelum Allah SWT menciptakan kita. Sesungguhnya yang demikian itu
adalah mudah bagi Allah.
Orang-orang
yang galau adalah orang yang belum mampu bersyukur, padahal sesungguhnya tes
dan cobaan, susah dan senang, gagal dan sukses semua adalah nikmat yang patut
kita syukuri. Nikmat karena sungguh ada hikmah bagi orang-orang yang
berpikir. Sungguh menakjubkan urusan seorang mukmin, semua urusan adalah
kebaikan baginya, dan hal ini tidak diberikan kepada seorangpun kecuali orang
mukmin. Jika mendapatkan kesenangan ia bersyukur dan itu adalah baik
baginya, dan jika ditimpa bencana maka ia selalu bersabar dan itu adalah baik
baginya. Kesenangan, kesuksesan dan kenikmatan mengajarkan kita bagaimana
bersyukur dan lebih memacu dalam berbuat kebaikan sehingga Allah pun
menambahkan nikmat-Nya lebih banyak lagi.Sedangkan tes, cobaan, kesulitan dan
kegagalan akan membuat kita lebih berhati-hati dan merupakan sebuah peringatan
dari Allah SWT agar tidak larut dalam kemaksiatan.
Penggalau
adalah orang yang tak mampu memahami bahwa masalah yang menimpanya adalah tes
yang dapat meningkatkan derajatnya disisi Allah. Bagai seseorang yang akan
naik kelas maka pasti akan diuji terlebih dahulu, jika ia mampu menyelesaikan
tes itu ia akan lulus, namun jika gagal maka ia akan tetap pada
kelasnya. Begitupun tes dalam kehidupan ini, berat dan ringannya tes di
sesuaikan dengan posisinya dihadapan Allah. Para nabi adalah orang yang
paling banyak mendapat ujian. Seseorang diuji berdasar tingkat ketaatannya
kepada Allah SWT. Jika ia adalah orang yang kuat agamanya, maka kuat pula
tes baginya. Bagai sebuah permisalan semakin tinggi pohon semakin besar
angin yang menerpanya.
Orang
yang sedang galau adalah orang yang tak mampu bersabar atas ujian dari Allah
SWT. Merasa diri mereka sebagai orang yang paling menderita, mengumbar
seakan-akan lemah tak berdaya. Padahal sesungguhnya musibah dan masalah
adalah sarana untuk melatih kesabaran. Kita tidak akan dapat bertahan
dalam sebuah kebaikan kecuali dengan bersabar. Kita tidak dapat menaati
Allah SWT dan menjauhi kebatilan kecuali dengan sabar. Surga adalah hadiah
tertinggi untuk orang-orang yang sabar dalam ujian. mAllah berfirman "(Yaitu)
orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat
Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.
"(QS - ArRa'd 28)
Selain itu efek yang bisa ditimbulkan karena galau
dapat dirinci sebagai berikut
1. Berubahnya selera musik, yang biasanya
mendengarkan musik rock kemudian berpindah ke ST12, wali, armada, atau sejenis
2. Berubahnya selera makan atau bahkan
hilangnya nafsu makan tersebut
3. Sering bengong dimanapun
4. Sering curcol (cari teman gaul), dapat
dengan tiba-tiba muncul di kosan siapa saja tanpa pemberitahuan sebelumnya
5. Suka melakukan hal-hal yang absurd (diluar
kebiasaan), seperti berjoget-joget dan tiba-tiba bernyanyi dengan suara keras
C. OBAT KEGALAUAN
Adakalanya, seseorang berada pada saat-saat yang menyenangkan,
tetapi, ada pula kita akan berada pada posisi yang tidak kita harapkan. Semua itu sudah menjdai takdir yang
telah Allah Ta'ala tetapkan untuk makhluk-makhluk Nya. Tetapi, Allah Ta'ala
juga telah memberikan solusi-solusi kepada manusia tentang bagaimana cara
mengatasi rasa galau atau rasa sedih yang sedang menghampiri jiwa. Karena dengan stabilnya jiwa, tentu
setiap orang akan mampu bergerak dalam hal-hal positif, sehingga dapat membuat
langkah-langkahnya menjadi lebih bermanfaat, terutama bagi dirinya lalu untuk
orang lain. Berikut ini adalah kunci dalam mengatasi rasa galau;
1.
Sabar
Hal pertama yang dilakukan oleh Nabi Muhammad ketika
menghadapi cobaan yang tiada henti adalah dengan meneguhkan jiwa dalam bingkai
kesabaran. Karena dengan
kesabaran itulah seseorang akan lebih bisa menghadapi setiap masalah berat yang
mendatanginya. Allah Ta'ala berfirman, "Sesungguhnya
Allah bersama orang-orang yang sabar" (Qs. Al-Baqarah 153). Selain menenangkan
jiwa, sabar juga dapat menstabilkan kacaunya akal pikiran akibat beratnya beban
yang dihadapi.
2. Adukanlah semua itu kepada Allah
Ketika seseorang menghadapi
persoalan yang sangat berat, maka sudah pasti akan menemukan sesuatu yang dapat
dijadikan tempat mengadu dan mencurahkan isi hati yang telah menjadi beban
baginya selama ini. Allah sudah
mengingatkan hamba-Nya di dalam ayat yang dibaca setiap muslim minimal 17 kali
dalam sehari: "Hanya kepada-Mulah kami
menyembah, dan hanya kepada-Mulah kami meminta pertolongan" (QS. Al Fatihah 5). Mengingat bahwa manusia adalah
makhluk yang banyak sekali dalam mengeluh, tentu ketika keluhan itu diadukan
kepada Sang Maha Pencipta, maka semua itu akan meringankan beban berat yang
selama ini kita derita. Rasulullah shalallahi alaihi wasallam ketika menghadapi berbagai persoalan
pun, maka hal yang akan beliau lakukan adalah mengadu tes tersebut kepada Allah
Ta'ala. Karena hanya Allah lah
tempat bergantung bagi semua makhluk.
3. Positive thinking
Positive thinking atau berpikir positif, hal tersebut sangatlah membantu manusia
dalam mengatasi rasa galau yang sedang menghinggapinya. Karena dengan berpikir positif, maka
segala bentuk-bentuk kesulitan dan beban yang ada di dalam diri menjadi
terobati karena adanya sikap bahwa segala yang kesusahan-kesusahan yang
dihadapi, pastilah memiliki jalan yang lebih baik yang sudah ditetapkan oleh
Allah Ta'ala. Sebagaimana
firman-Nya; "Karena Sesungguhnya sesudah
kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu
ada kemudahan " (Qs Al-Insyirah 5-6).
4. Dzikrullah (Mengingat Allah)
Orang yang senantiasa mengingat
Allah Ta'ala dalam segala hal yang dikerjakan. Tentunya akan menjadi nilai positif
bagi dirinya, terutama dalam jiwanya. Karena
dengan mengingat Allah segala persoalan yang dihadapi, maka jiwa akan
menghadapinya lebih tenang. Sehingga
rasa galau yang ada dalam diri bisa pelan-pelan dihilangkan. Dan sudah merupakan janji Allah
Ta'ala, untuk siapa saja yang mengingatnya, maka didalam hatinya pastilah
terisi dengan ketentraman-ketentraman yang tidak bisa didapatkan melainkan
hanya dengan mengingat-Nya. Sebagaimana firman-Nya: "Orang-orang yang beriman dan
hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah lah hati menjadi tenteram
" (Qs Ar-Ra'du 28). Berbeda dengan orang-orang yang
lalai kepada Allah, yang di mana jiwa-jiwa mereka hanya terisi dengan rasa
kegelisahan, galau, dan darurat semata. Tanpa
ada sama sekali yang bisa menenangkan jiwa-Nya. Tentunya, setelah mengetahui
tentang faktor-faktor yang dapat mengatasi persoalan galau, maka jadilah orang
yang selalu dekat kepada Allah Ta'ala. Bersabar,
berpikir positif, mengingat Allah, dan mengadukan semua persoalan kepada-Nya
merupakan kunci dari segala persoalan yang sedang dihadapi. Maka dari itu, janganlah galau,
karena sesungguhnya Allah bersama kita.
PENUTUP
Galau merupakan hal yang wajar bagi diri seorang manusia
dengan keterbatasaan kemampuan yang mereka miliki, namun hendaknya rasa
tersebut dapat diminimalisir bahakan
jika bisa dihilangkan dalam kehidupan. Bukankah kita mempunyai Tuhan yang
selalu bersama kita apapun keadaan kita. Sejatinya kegalaluan merupakan rasa
yang kita ciptakan sendiri karena ketertutupan kita akan sifat-sifat ketuhanan.
Inti dari rasa galau ada pada hati dan mainshhet pikiran kita sendiri.
Seperti halnya senang dan susah, bahagia dan sengsara,
cinta dan benci, galau adalah rasa yang timbul dari diri kita sendiri karena
kebodohan diri kita, maka yang dapat menghilangkanya adalah diri kita dengan iman
pada Tuhan pencipta alam. Namun sudah menjadi sifat hakiki manusia suka resah,
gundah dan sedih atas apa yang mereka hadapi. Manajemen kegalauanlah yang harus
kita kelola dengan sebaik-baiknya sehingga tidak menghinakan diri kita sendiri
dihadapan manusia bahkan samapai menghilangakan keimanan kita terhadap tuahan
yang menciptakan semuanya.